Temui Pelobi Yahudi, PM Israel Dapat Jaminan AS
PM Israel Benyamin Netanyahu (Foto: France24)
WASHINGTON - Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengakhiri kunjungannya di Washington, dengan mendapatkan jaminan bahwa AS akan mendukung Israel untuk menyerang Iran. Hanya saja tindakan itu belum akan dilakukan.
PM Netanyahu yang dilaporkan mengadakan pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama pada Senin 5 Maret disusul pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pada Selasa 6 Maret 2012 mengatakan, kesabarannya terhadap Iran sudah sangat menipis dan jika diperlukan, Israel akan menyerang Iran secara sepihak.
"Sebagai PM Israel, Saya tidak akan membiarkan rakyat Saya hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Israel telah menunggu agar proses diplomasi bekerja, Kami juga telah menunggu bagaimana dampak dari sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran bekerja. Namun sayangnya Kami tidak dapat menunggu lebih lama lagi," ujar PM Israel Benyamin Netanyahu di hadapan 13.000 delegasi dalam konferensi pelobi Yahudi (AIPAC) di Washington seperti dikutip AFP Rabu, (7/3/2012).
Sebelum mengakhiri kunjungannya ke Washington, PM Netanyahu pun dikabarkan sempat mengadakan pertemuan dengan Ketua Kongres AS John Boener. Terkait dengan pertemuan tersebut Netanyahu pun mengungkapkan kepuasannya.
"Kami telah melakukan kunjungan yang menyenangkan di Washington, pertama kali memiliki kesempatan untuk berdiskusi dengan Presiden Obama di Gedung Putih dan kini Kami bertemu dengan kongres AS yang telah menunjukkan solidaritasnya bagi Kami," ujar PM Netanyahu.
Presiden Obama sendiri telah menegaskan, AS lebih memilih untuk mengedepankan upaya diplomatik untuk menyelesaikan isu program nuklir Iran. Hal itu dilakukan AS untuk melihat sejauh mana Negeri Persia itu serius terkait upaya untuk menghindari pecahnya perang di kawasan Timur Tengah.
Dalam beberapa pekan terakhir kedua negara sekutu ini memang terlibat dalam silang pendapat terkait kebijakan mereka terhadap program nuklir Iran. Israel menilai program nuklir Iran telah mencapai tahap perkembangan yang membahayakan, berdasarkan pertimbangan itulah Israel mendesak AS untuk segera menyerang Iran.
Sementara itu AS memilih untuk mengedepankan opsi diplomatik mengingat ancaman nyata bagi warga sipil AS yang berada di Irak dan Afghanistan jika serangan terhadap Iran dilakukan. Perbedaan sikap kedua negara sekutu ini telah menimbulkan ketegangan dalam hubungan Israel-AS selama beberapa pekan terakhir.
sumber : okezone.com
PM Netanyahu yang dilaporkan mengadakan pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama pada Senin 5 Maret disusul pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pada Selasa 6 Maret 2012 mengatakan, kesabarannya terhadap Iran sudah sangat menipis dan jika diperlukan, Israel akan menyerang Iran secara sepihak.
"Sebagai PM Israel, Saya tidak akan membiarkan rakyat Saya hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Israel telah menunggu agar proses diplomasi bekerja, Kami juga telah menunggu bagaimana dampak dari sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran bekerja. Namun sayangnya Kami tidak dapat menunggu lebih lama lagi," ujar PM Israel Benyamin Netanyahu di hadapan 13.000 delegasi dalam konferensi pelobi Yahudi (AIPAC) di Washington seperti dikutip AFP Rabu, (7/3/2012).
Sebelum mengakhiri kunjungannya ke Washington, PM Netanyahu pun dikabarkan sempat mengadakan pertemuan dengan Ketua Kongres AS John Boener. Terkait dengan pertemuan tersebut Netanyahu pun mengungkapkan kepuasannya.
"Kami telah melakukan kunjungan yang menyenangkan di Washington, pertama kali memiliki kesempatan untuk berdiskusi dengan Presiden Obama di Gedung Putih dan kini Kami bertemu dengan kongres AS yang telah menunjukkan solidaritasnya bagi Kami," ujar PM Netanyahu.
Presiden Obama sendiri telah menegaskan, AS lebih memilih untuk mengedepankan upaya diplomatik untuk menyelesaikan isu program nuklir Iran. Hal itu dilakukan AS untuk melihat sejauh mana Negeri Persia itu serius terkait upaya untuk menghindari pecahnya perang di kawasan Timur Tengah.
Dalam beberapa pekan terakhir kedua negara sekutu ini memang terlibat dalam silang pendapat terkait kebijakan mereka terhadap program nuklir Iran. Israel menilai program nuklir Iran telah mencapai tahap perkembangan yang membahayakan, berdasarkan pertimbangan itulah Israel mendesak AS untuk segera menyerang Iran.
Sementara itu AS memilih untuk mengedepankan opsi diplomatik mengingat ancaman nyata bagi warga sipil AS yang berada di Irak dan Afghanistan jika serangan terhadap Iran dilakukan. Perbedaan sikap kedua negara sekutu ini telah menimbulkan ketegangan dalam hubungan Israel-AS selama beberapa pekan terakhir.
sumber : okezone.com
Komentar
Posting Komentar