Kereta Peluru Jakarta-Bandung, Hatta: Baru Duduk Sudah Nyampe
Demikian disampaikan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (21/3/2012).
"Kalau super cepat Jakarta-Bandung baru duduk nanti sudah nyampe. Yang lagi saya minta diseriusin itu Jakarta-Surabaya dengan beberapa setop, itu akan sangat menolong," kata Hatta.
Untuk teknologi kereta cepat ini, Hatta mengatakan bisa diambil dari mana saja. Apalagi saat ini banyak negara yang sudah mengembangkan alat transportasi ini.
"Teknologi mana saja boleh, sekarang sudah berkembang Jepang, Korea, Jerman, Prancis. Itu semua jago-jago di kereta api," kata Hatta.
Hatta mengatakan, pemerintah meminta jalur ganda kereta di sepanjang pulau Jawa segera dibangun khususnya untuk kereta barang.
"Kalau untuk kereta barang, double track selesai, maka kereta barang yang akan diutamakan. Nanti akhir 2013 kita harapkan selesai double track sepanjang Jawa," jelas Hatta.
Seperti diketahui, kereta cepat Jakarta-Bandung tengah digagas pemerintah. Melalui skema kerja sama public private partnership (PPP), pembangunan proyek ini menghabiskan dana Rp 56,108 triliun atau setara US$ 5,95 miliar.
Perkiraan biaya ini didapat dari hasil studi kelayakan awal yang dilakukan MLIT bersama Japan Railway Techbical Service (JARTS) dan Yachiyo Engineering Co. Ltd). Kereta ini bahkan menjanjikan waktu tempo 45 menit-50 menit karena memiliki kecepatan 210 km per jam.
Swasta dan Pemerintah Jepang mengaku berminat jadi investor dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung senilai Rp 56 triliun.
"Swasta dan pemerintah Jepang minat, baik aspek teknis maupun finansial. Dalam pengembangan Shinkasen (kereta cepat) kami punya pengalaman 47 tahun. Untuk industri kereta api 145 tahun," tegas Deputy Director General Railway Biro The Ministry of Land, Infrastructur, Transport and Tourism of Japan (MLIT) , Hirosi Tabata.
Konsep kereta cepat juga dianggap ideal dan menjadi solusi transportasi umum di Indonesia. Namun, saat partisipasi swasta sangat dominan tarif kereta cepat pun menjadi tinggi Rp 200 ribu. Apakah layak?
sumber : detik.com
Komentar
Posting Komentar